Orang Miskin Dilarang Sekolah

- 31 Desember 2020, 07:31 WIB
Ilustrasi kelaparan dan kemiskinan.
Ilustrasi kelaparan dan kemiskinan. /Pixabay/Myriams-Fotos.

Oleh:Putri Rizki Anggraini

WARTA LOMBOK - Hubungan antara ekonomi dan pendidikan sangat berpengarus antara satu sama lain hal ini dikarnakan jika tingginya ekonomi yang dimiki maka tinggi pula pendidikan yang dapat ditempuh seseorang, begitupula sebaliknya jika ekonomi seseorang lebih rendah makan pendidikan yang ia tempuh hanya sejajar.

Namun pendidikan merupakan salah satu factor kebutuhan yang paling utama akan tetapi tingginya biaya pendidikan terkadang tak sebanding dengan rendahnya pendapatan penghasilan rakyat sehingga tidak sedikit masyarakat yang berada digaris bawah kemiskinan tidak begitu memperhatikan pentingnya pendidikan bagi anak mereka.

Namun pemerintah telah meminimalkan pembelajaran atau jenjang pendidikan yang harus ditempuh adalah selama 12 tahun dan menyatakan bahwa sekolah SD dan SMP gratis SPP.

Baca Juga: Membangun Pendidikan Generasi Anak Negeri

Baca Juga: Beasiswa Pendidikan untuk Siapa?

Akan tetapi terlihat masih banyak pungutan-pungutan lainnya dari luar hal tersebut sehingga membuat masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi dibawah rata-rata terkadang mengalah untuk tidak menyekolahkan anak mereka walau memiliki potensi dan prestasi yang cukup bagus.

Demikian halnya dengan perguruan tinggi tidak kalah mahalnya,terutama perguruan tinggi negri yang telah berubah statusnya menjadi badan hukum pendidikan yang akhirnya untuk pendanaan dibebankan sepenuhnya pada mahasiswa dengan menaikan uang pangkal dan biaya semesteran, sehingga untuk ukuran orang kaya itu tidak merasa keberatan namun berbeda dengan orang kampong yang berpenghasilan rendah itu sangat berat.

Baca Juga: Berikut Daftar Bantuan Pemerintah Tahun 2021: BPNT, PKH, BST, Kartu Prakerja, BLT Dana Desa, Listrik

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x