- Hadits Ahad
Hadits Ahad adalah hadits yang periwayatnya tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan hadits mutawatir. Kekuatan periwatannya itu dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Hadits Shahih
Hadits shahih adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, kuat ingatannya, tidak cacat, dan isinya tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih kuat.
- Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, tapi tingkat kepercayaannya tidak sekuat hadits shahih. Artinya masih ada hal-hal yang diragukan dalam kategori-kategori periwayatnya.
- Hadits Dha’if
Hadits dha’if adalah kebalikan dari hadits shahih, yakni hadits yang sanadnya tidak bersambung, perawinya tidak adil, ingatannya kurang baik, dan terjadi kecacatan.
Baca Juga: Hadits atau Sunnah Merupakan Sumber Kedua Setelah Al-Qur’an, Berikut Pembagiannya
Hadits dilihat dari Sanad
Pengkategorian ini memungkinkan ulama ahli hadits mengkaji suatu hadits, apakah bersambung sanadnya kepada Nabi atau tidak. Setidaknya sanad ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
- Sanad bersambung kepada Nabi
Hal ini mengisyaratkan bahwa hadits yang diriwayatkan oleh seseorang, memang merupakan hadits yang langsung bersambung sanadnya hingga Rasulullah. Dalam kategori ini, dibagi lagi menjadi 2, yaitu hadits Marfu’ dan hadits Mausul.
- Sanad tidak bersambung kepada Nabi
Kategori ini adalah kategori hadits yang tidak baik dijadikan sebagai dasar hukum di dalam Islam. Andaikan sanadnya tidak bersambung kepada nabi, maka besar kemungkinan hadits tersebut bukan merupakan produk yang disabdakan Nabi.
Dan hal ini sangat berbahaya dalam menentukan sebuah landasan hukum. Tapi kategori ini juga dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu hadits Mu’allaq, Mursal, Mudallas, Munqathi, dan Mu’dhol.