“Padanan Resolusi jihad dengan resolusi kinerja, ada pada spirit dan semangat yang sama, yakni pada konteks etik dan moral’, tegasnya.
Resolusi jihad yang diproklamirkan oleh para ulama pada tahun 1945 adalah sebuah fatwa, sekaligus juga sebagai gerakan yang memiliki moral effect dahsyat bagi mentalitas umat dan bangsa Indonesia saat itu.
Baca Juga: Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A Meninggal Dunia
Sebuah titik balik (turning point), yang kemudian menghadirkan nilai dan pesan-pesan penting bagi bangsa Indonensia, tentang makna dan kedudukan sifat-sifat ikhlas dalam (kerja ikhlas), selalu menyandarkan segala perjuangan dan aktivitas untuk menggapai ridho Tuhan.
Dasar keikhlasan itulah yang kemudian menjadi kapasitor moral dan mental dalam berkhidmat dan mengabdi, dengan penuh totalitas, berkinerja maksimal , taat asas serta penuh konsistensi (istiqomah).
“Profile dari integritas pribadi yang kuat dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari keikhlasan mengabdi dan kualitas kinerja yang unggul pada setiap orang yang ada didalamnya”, tuturnya.
Baca Juga: NASA Mampu Mengambil Sampel Asteroid Bennu
“Pada konteks inilah, program Gema Zikir hadir sebagai ikhtiar konstruktif, yang diharapkan dapat menjadi nilai dan prilaku serta menjadi spirit kolektif menuju cita-cita perubahan yang lebih baik’, tegas Kepaa Kanwil NTB.
Lebih lanjut Zaidi Abdad sampaikan, point dan ibrah lainnya adalah sebuah gerakan (harakah) dengan basis filosofis yang kuat, harus memiliki effect pada praktik-praktik baik, pada setiap bentuk aktivitas dan tugas formal-moral manusia, sebagai khalifah Allah di muka bumi.
“Selamat Hari Santri Nasional 2020, Santri Sehat Indonesia Kuat. Wallahu a’lam bish-shawab”, tutup Dr M Zaidi Abdad.***