Wajib Diteladani, Kisah Khadijah yang Rela Miskin Demi Mendukung Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW

11 Desember 2021, 19:42 WIB
Illustrasi profil Khadijah AlKubra /PIXABAY/Pezibear.

WARTA LOMBOK – Dakwah di masa pertama itu masih membutuhkan banyak sekali backup dana. Sedangkan di masa itu rata-rata pengikut dakwah Nabi Muhammad SAW kebanyakan terdiri dari orang miskin, bahkan sebagiannya para budak.

Satu-satunya tumpuan harapan kekuatan dana siapa lagi kalau bukan harta kekayaan milik Khadijah, istri setia yang juga kaya raya.

Dikutip wartalombok.com dari buku Khadijah Al-Kubra radiyallahuanha, masa awal periode Makkah, belum ada sumber dana yang ditetapkan secara samawi seperti kewajian zakat, infaq apalagi ghanimah. Maka suplai dana dari Khadijah boleh dibilang satu-satunya sumber pendanaan dakwah di masa itu yang bisa diharapkan.

Baca Juga: Jarang yang Tau, Berikut Profil Khadijatul Kubra, Ternyata Ini Suaminya Sebelum Rasulullah

Baca Juga: Ternyata Pernikahan Khadijah dengan Nabi Muhammad Berawal Dari Sini, Sangat Menakjubkan

Kalau dihitung-hitung maka jumlahnya menjadi tidak terhingga. Karena di masa itu memang belum ada aturan untuk hitung-hitungan berapa persen harta yang harus disisihkan.

Dan yang paling penting dari semua itu, Nabi Muhammad SAW sendiri tentu juga tidak disibukkan dengan kewajiban mencari nafkah sebagaimana para suami umumnya. Sehingga konsentrasi berdakwah bisa berjalan secara optimal 100 persen tanpa harus ada tuntutan nafkah dari pihak istri.

Seandainya saat itu Nabi Muhammad SAW beristrikan orang lain selain Khadijah, boleh jadi kisahnya menjadi sangat berbeda. Karena di sela-sela kesibukan berdakwah, Nabi Muhammad SAW ternyata masih sambil jualan madu, atau bisnis bekam atau bisnis-bisnis lainya.

Justru dengan beristrikan Khadijah, Nabi Muhammad SAW malah sudah sama sekali tidak berbisnis demi sekedar untuk menyambung hidup. Faktanya ini seringkali harus berbenturan dengan banyak kalangan yang kurang detail membaca sejarah, seolah-olah berdagang itu sunnah Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Menakjubkan, Berikut Jumlah Mahar Nabi Muhammad Kepada Khadijah dan Jumlah Anak dari Perkawinannya

Padahal Nabi Muhammad SAW ketika sudah diangkat menjadi utusan resmi dari Allah SWT, sama sekali sudah tidak lagi berpikir untuk bisnis atau dagang, sebagaimana dulu ketika masih muda.

Bisnis dagang itu sudah dijalani sebelum menikah dengan Khadijah. Namun ketika sudah menjadi utusan Allah, kita tidak menemukan aktifitas bisnis dari seorang Muhammad SAW.
Fakta ini bukan berarti bahwa Nabi SAW melarang para shahabat berdagang atau berbisnis. Beliau tetap menyokong bisnis para shahabat, karena memang pintu-pintu rezeki buat penduduk Makkah memang hanya lewat berdagang saja.

Hal ini mengingat ada segelintir orang yang ingin berbisnis, lalu berdalih bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

عليكم بالتجارة فإن فيها تسعة أعشار الرزقة

“Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”

Sayang sekali hadits ini dhaif kedudukannya. Dan kalau pun memang benar bahwa sembilan dari sepuluh itu merupakan pintu rejeki, tergantung bicaranya kepada siapa.

Kalau bicara kepada penduduk Makkah dimana peluang rejeki lewat jalur bisnis, tentu ini masuk akal dan bisa diterima. Namun belum tentu tepat pernyataan ini misalnya kalau bicaranya kepada penduduk Madinah yang agraris.

Hal ini mengingat bahwa tipologi kota Makkah yang tidak punya hasil bumi atau pertanian, tidak seperti Madinah yang subur dengan kebun kurma atau tidak seperti Thaif yang sejuk dan banyak kebun anggur.

Baca Juga: Ketika Nabi Muhammad Shock Menerima Wahyu, Ternyata Ini Peran Khadijah yang Sangat Luar Biasa

Makkah adalah wilayah kering kerontang yang tidak tumbuh apapun disana, sehingga terbersit dalam doa Nabi Ibrahim sebagaimana termuat dalam Al-Quran, yang digambarkan sebagai lembah tanpa tanaman.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya Aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. (QS. Ibrahim : 37). Demikian, semoga bermanfaat.***

Editor: Muhamad Ilham

Sumber: Buku Khadijah Al-Kubra radiyallahuanha

Tags

Terkini

Terpopuler