Ketika Nabi Muhammad Shock Menerima Wahyu, Ternyata Ini Peran Khadijah yang Sangat Luar Biasa

- 10 Desember 2021, 19:04 WIB
Illustrasi profil Khadijah AlKubra
Illustrasi profil Khadijah AlKubra /PIXABAY/Pezibear.

WARTA LOMBOK – Peranan Khadijah dalam tarikh tasyri' memang tidak terlalu kentara. Beliau tidak pernah meriwayatkan hadits, bahkan tidak pernah menjelaskan teknis ibadah sebagaimana istri Nabi Muhammad yang lain seperti Aisyah, Ummu Salamah, Maimunah dan yang lainnya.

Dikutip wartalombok.com dari buku Khadijah Al-Kubra radiyallahuanha, beliau sudah wafat ketika shalat lima waktu belum disyariatkan saat Isra' Mi'raj. Berarti Khadijahpun tidak mengalami hijrah ke Madinah. Era tasyri' yang deras itu justru setelah di Madinah, bukan selama di Mekkah.

Di Mekkah itu adalah era pemasangan pondasi, lebih banyak bermain di wilayah mental, yang dibutuhkan oleh Nabi Muhammad SAW justru kekuatan mental.

Baca Juga: Shopee 12.12 Birthday Sale TV Show Hadirkan TOMORROW X TOGETHER, Al & Andin, dan Deretan Bintang Dangdut!

Peranan Khadijah yang paling utama adalah posisinya yang menjadi muslim pertama yang beriman. Posisi semacam ini tidak bisa diraih oleh siapapun, karena sebagai istri yang jadi pendamping hidup selama puluhan tahun, Khadijah pastilah orang pertama yang diberi kabar tentang risalah dan kenabian.

Pertanyaannya, bagaimana Khadijah bisa sebegitu cepatnya percaya dan menerima kenabian Muhammad SAW? Apakah beliau tipe wanita yang pasrah kepada apapun yang dikatakan suami, walaupun dalam hati masih ragu dan bertanya-tanya?

Jawabannya sama sekali tidak. Keimanan Khadijah atas kenabian Muhammad SAW ini sifatnya hanya acara puncak seremonial saja. Jauh sebelumnya, dasar-dasar keimanannya sudah terbangun dengan sangat logisnya.

Baca Juga: Jarang yang Tau, Berikut Profil Khadijatul Kubra, Ternyata Ini Suaminya Sebelum Rasulullah

Baca Juga: Ternyata Pernikahan Khadijah dengan Nabi Muhammad Berawal Dari Sini, Sangat Menakjubkan

Orang yang menentramkan hati Nabi Muhammad SAW saat shock didatangi Jibril bawa Wahyu adalah Khadijah. Menenangkan disini bukan sekedar basa-basi atau mengalihkan perhatian. Tapi menenangkan dalam artinya sampai ke akar-akarnya.

Khadijah lah yang mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri suaminya itu. Didatanginya pendeta Nasrani yang masih dalam hitungan sepupunya, Waraqah bin Naufal. Kenapa bertanya kepada pendeta Nasrani?

Percuma tanya kepada sesepuh dan tetua orang Arab, lantaran bangsa Arab tidak mengenal konsep Wahyu, malaikat dan kenabian. Padahal info yang didapat sekilas, urusan ini sangat erat kaitannya dengan Wahyu samawi.

Nara sumber paling kompeten dalam urusan semacam ini siapa lagi kalau bukan mereka yang percaya agama samawi, yaitu Yahudi atau Nasrani. Kebetulan Mekkah lebih banyak dihuni kaum Nasrani ketimbang Yahudi. Berbeda terbalik dengan Madinah yang lebih dominan Yahudinya.

Baca Juga: Menakjubkan, Berikut Jumlah Mahar Nabi Muhammad Kepada Khadijah dan Jumlah Anak dari Perkawinannya

Maka datang bertanya kepada pendeta Nasrani adalah pilihan tepat. Dan memang dapat jawabannyapun sudah tepat sekali bahwa yang datang kepada Nabi Muhammad SAW adalah Malaikat Jibril.

Dan kedatangannya merupakan pengangkatannya menjadi utusan Allah bahkan jadi nabi yang terakhir. Bahwa beliau juga menjadi sayyidul anbiya' atau penghulu para nabi dan rasul.

Dengan berbekal informasi seperti itulah Khadijah menghibur dan menenangkan suaminya. Bukan hiburan sekedar hiburan tapi jawaban dan solusi atas sekian banyak pertanyaan dan keraguan.

Dan jawaban seperti inilah yang memang dibutuhkan oleh seorang Nabi Muhammad SAW, Kepastian bahwa diri beliau itu aman dari bahaya dan hal-hal yang membingungkan. Itu saja sudah sangat menenangkan.

Apalagi ditambah informasi bahwa dirinya adalah seorang utusan dari langit. Jelas ini bonus hiburan yang luar biasa. Demiian, semoga bermanfaat.***

Editor: Muhamad Ilham

Sumber: Buku Khadijah Al-Kubra radiyallahuanha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah