Facebook Blokir Akses Konten Berita Australia Sebagai Bentuk Respon Terhadap Kebijakan Pemerintah Australia

- 20 Februari 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi Facebook.
Ilustrasi Facebook. /Unsplash/Alexander Shatov

“Penerbit dengan sukarela memilih untuk memposting berita di Facebook, karena memungkinkan mereka untuk menjual lebih banyak langganan, menumbuhkan audiens mereka dan meningkatkan pendapatan iklan,” katanya seperti dilansir wartalombok.com dari AlJazeera.

Baca Juga: Produsen Mobil Volkswagen Kekurangan Chip, Chip Banyak dipesan oleh Perusahaan Smartphone Salah Satunya Apple

Sebagai informasi, pada tahun 2020 platform tersebut menghasilkan 5,1 miliar referensi yang menghasilkan sekitar 407 juta dolar Australia (sekitar 315 juta dolar AS) untuk penerbit.

Platform tersebut mengklaim bahwa apa yang digambarkannya sebagai pertukaran nilai berhasil menguntungkan penerbit.

Tindakan Facebook yang tiba-tiba untuk memblokir konten berita memicu kemarahan bagi pemerintah. Karena beberapa halaman pemerintah dan tanggap darurat, termasuk otoritas kesehatan, pemadam kebakaran, dan polisi juga terkena imbasnya.

Bendahara Australia, Josh Frydenberg, mengutuk langkah platform tersebut. Hal itu dilakukan setelah melakukan diskusi konstruktif dengan Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg, tentang undang-undang tersebut.

"Facebook itu salah. Tindakan Facebook tidak perlu melakukannya dengan kekerasan, dan akan merusak reputasinya di Australia," katanya.

Pendekatan tanpa henti terus dilakukan

Pengamat Facebook dan analis media menuduh perusahaan, bahwa yang menghasilkan laba bersih 29,2 juta dolar AS pada tahun 2020, telah melakukan intimidasi.

“Tindakan Facebook hari ini paling baik dipahami sebagai upaya lobi yang agresif. Ini menunjukkan kepada pemerintah Australia bahwa mereka bersedia untuk menindaklanjuti larangan tersebut. Sulit untuk menyamakan pendekatan yang sederhana ini dengan komitmen perusahaan terhadap kebebasan berbicara,” tulis jurnalis Amerika, Judd Legum.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah